Thursday 3 December 2020

Pantai Palangpang Geopark Ciletuh

 Halo good reader!


Selesai menelusuri keindahan Curug Cimarinjung yang eksotis, saya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Palangpang, pantai utama dari Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu yang membentuk cekungan atau tapal kuda. Selamat membaca!

Pantai Palangpang ditandai dengan gapura di sebelah kanan jalan. Setiap pengunjung dikenakan biaya per kendaraan, berhubung saya pakai motor, per motor dikenakan biaya Rp.5.000. Terdapat tulisan besar Geoparl Ciletuh di sini, tidak sedikit para pengunjung berswafoto dengan latar tulisan ini. Pantai Palangpang memiliki warna pasir yang gelap dengan perairan yang keruh. Dari Pantai Palangpang kita bisa melihat lanskap laut, air terjun Cimarinjung dan Cikanteh lalu perbukitan disertai tebing, beberapa pulau dan puluhan bagang setinggi empat meter yang menyala bak kunang-kunang saat malam tiba.



Dok. Pribadi Foto Lanskap Pantai Palangpang

Dok. Pribadi Foto Lanskap Teluk Ciletuh dan Pantai Palangpang dari Puncak Darma



Tatkala itu seseorang dengan bewok di wajahnya yang pada akhirnya kami panggil dengan sebutan mas Bewok menawarkan kami ke satu di antara beberapa pulau, yaitu Pulau Kunti. Konon katanya Pulau Kunti memiliki pasir pantai yang putih dan berbeda dengan pasir Pantai Palangpang yang keruh. Mas Bewok menawarkan ke Pulau Kunti menggunakan perahu dengan tarif per orang Rp.35.000. Tarif tersebut sudah berikut dengan fasilitas pelampung selama naik perahu dan listrik di warung. Ditambah lagi kami bebas kembali kapan saja dari Pulau Kunti, tinggal menghubungi nomor whatsapp mas Bewok atau sebelumnya kita sudah memberitahu mas Bewok kapan harus dijemput. 

Dok. Pribadi Foto Perahu


Mas Bewok juga menyediakan fasilitas lain seperti snorkeling maupun kemah. Untuk kemah biaya yang dikenakan sekitar Rp.50.000 per orang. Sedangkan snorkeling sekitar Rp.130.000 per orang.

Sedikit catatan, sebisa mungkin coba negosiasi harga terlebih jika berombongan, tapi jangan terlalu murah menawarnya, bagaimanapun juga mereka butuh uang untuk biaya bahan bakar hidup dan perahu.

Setelah ini saya akan menulis catatan dan cerita kembali selama di Pulau Kunti. Bagi yang membutuhkan kontak mas Bewok silakan tulis di kolom komentar.


Salam!



Wednesday 7 October 2020

Eksotisme Curug Cimarinjung

Catatan perjalanan menelusuri keindahan Curug Cimarinjung, Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi

Halo good reader!

Setelah catatan perjalanan pembuka sebelumnya, kali ini saya telah membuat catatan kembali tentang destinasi curug Cimarinjung yang telah saya sambangi selama di Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi pada Sabtu lalu. Selamat membaca!

Jalur Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi memang selalu memberikan kejutan, ragam lanskap penampakan alam yang tersuguhkan membuat siapapun yang melihatnya tidak bisa berhenti untuk berdecak kagum. Lanskapcurug dan sungai yang lebar di sebelah kiri jalan (lihat unggahan sebelumnya) adalah satu di antara skeian banyak penampkan alam yang mempesona. Setelah melewati lanskap indah tersebut, saya dan rombongan berhenti di destinasi selanjutnya yaitu curug Cimarinjung. 

Curug Cimarinjung terletak di kanan jalan yang menurun menuju Pantai Palangpang. Kami yang saat itu konvoi dengan motor memarkirkan motor kami tepat di sisi kiri jalan, di depan warung yang juga menyediakan homestay. Biaya parkir per motor dikenakan Rp.5000, untuk homestay dikenakan  Rp.400.000 per malam, namun sayangnya belum termasuk makan, jika plus makan terdapat biaya tambahan sekitar Rp.200.000 sehingga total Rp.600.000. Eits, tapi jangan khawatir, masih tersedia penginapan lainnya di sepanjang jalan menuju Pantai Palangpang. Saran saya lakukan pencarian di internet terlebih dahulu atau di aplikasi semacam Reddoorz atau Oyo, jika ada segera lakukan reservasi sebelum tiba di lokasi guna antisipasi penuhnya penginapan.

Setelah motor terparkirkan, kami menyusuri setapak menuju curug Cimarinjung. Sekitar 100 meter dari gerbang utama, pengunjung diharuskan registrasi perwakilan seorang dengan menuliskan nama, asal, dan jumlah rombongan. Sementara biaya yang dikenakan sukarela. Dari meja registrasi sudah bisa terdengar suara air terjun yang berdebum menabrak bebatuan dan kolam. Saya menyusuri setapak yang menikung dengan dinding batu besar yang menghimpit dan mengharuskan setiap pengunjung bergantian melewatinya. Sesaat setelah melewati tikungan batu dan menaiki tangga dengan tuas air di sebelah kanan, barulah saya dapat mengagungkan dan mengagumi secara utuh bagaimana curug Cimarinjung itu. Hempasan airnya bisa terasa dari jarak yang cukup jauh bahkan mampu membuat basah sekujur tubuh. 


Video singkat saat menyusuri setapak sempit hingga akhirnya dapat menyaksikan keindahan Curug Cimarinjung yang eksotis



Dok. Pribadi Foto Lanskap Curug Cimarinjung, 3 Oktober 2020

Sedikit catatan sebelum bertandang ke Curug Cimarinjung, pastikan tidak salah kostum, pakailah jaket dan sendal outdoor (sendal gunung) karena ini lebih baik ketimbang menggunakan sepatu atau tidak menggunakan jaket sama sekali. Karena hempasan airnya perlahan dapat membasahi sekujur tubuh. Lalu tidak lupa bawa pakaian ganti, antisipasi jika pakaian yang dipakai basah atau ingin sekadar bermain di pinggiran kolam ketika sedang tidak meluap. Sayangnya saat itu curug Cimarinjung tengah meluap, bahkan saya sempat diperingati untuk mempercepat pengambilan gambar di atas tebing sisi kanan air terjun yang menjorok guna mengantisipasi datangnya air bah.



Dok. Pribadi Penjaga dan Panorama Curug Cimarinjung, 3 Oktober 2020


Dok. Pribadi Foto Lanskap Curug Cimarinjung, 3 Oktober 2020

Penamaan curug Cimarinjung berasal dari nama desa dan sungai Cimarinjung yang berada di bawah air terjun Cimarinjung. Curug Cimarinjung sebagaimana curug lainnya di Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu Sukabumi, airnya berwarna keruh pada saat memasuki musim penghujan yaitu bulan 11-2. Pada waktu itu (lihat foto di atas) kebetulan sekali saya datag saat debit curug Cimarinjung sedang tinggi dikarenakan hujan yang turun seminggu belakangan sehingga membuat airnya menjadi keruh (cokelat). Warna air yang keruh tersebut tidak hanya dialami oleh curug Cimarinjung saja namun dialami juga oleh curug lain, seperti curug Dog-dog, curug Sodong, curug Cikanteh. Hal tersebut semakin memperkenalkan kepada kita bahwa tidak semua air terjun berwarna biru kehijauan dan bening. Ini menjadi potensi untuk diperkenalkan bahwa curug di Geopark Ciletuh memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan yang lainnya. Serta diedukasikan kepada seluruh masyarakat maupun pengunjung apa dan mengapa curug Cimarinjung dan curug lainnya memiliki warna berbeda dari kebanyakan curug biasanya. Meski begitu, berdasarkan penuturan penjaga curug Cimarinjung khususnya dan curug yang lainnya memiliki warna yang bening saat memasuki musim kemarau, dan waktu terbaik untuk mengunjungi curug Cimarinjung ialah pada bulan 5-8 karena debit air saat itu tidak banyak dan tidak sedikit. Terakhir kali penulis mengunjungi curug Cimarinjung pada 10 Oktober 2020, air kolam yang penulis perhatikan berwarna hijau tua dengan sedikit cokelat di tepi kolamnya.

 


                                          Dok. Pribadi Foto Lanskap Curug Cimarinjung 10 Oktober 2020

Warna air yang demikian bagi penjaga registrasi curug Cimarinjung masih bisa dikatakan jernih dan masih mampu mengairi 150 hektar sawah oleh karena air terjunnya yang dibendung. Dengan demikian warna kolam maupun air curug Cimarinjung memang tidak bisa diprediksi menjelang memasuki musim penghujan dan hal ini tergantung pada situasi maupun cuaca di hulu dari curug Cimarinjung itu sendiri.

Salam!



Catatan: Artikel ini baru saja dilakukan perubahan isi dan data, mohon maaf atas kesalahan statement dan tulisan yang penulis tuangkan sebelumnya, semua semata karena penulis masih belajar dan berproses dalam menyajikan sajian tulisan yang informatif, edukatif dan menghibur. Sekian dan terima kasih!

Sunday 4 October 2020

Catatan Pembuka Perjalanan Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi

Halo good reader!

Setelah lama tidak mengunggah apapun, kali ini saya akan membagikan hasil foto saya disertai deskripsi dan catatan perjalanan selama menjelajahi Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi. Selamat membaca!



Dok. Pribadi Lanskap Curug Sebelah Kiri Jalan Menuju Pantai Palangpang, 3 Oktober 2020

Foto ini adalah pembuka untuk catatan perjalanan saya selama di Ciletuh. Salah satu lanskap di sisi kiri jalan saat menuju Curug Cimarinjung dan Pantai Palangpang, Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Sukabumi. Saya menjadikan curug dan sungai ini sebagai penanda bahwa sebentar lagi akan memasuki Curug Cimarinjung lalu selanjutnya Pantai Palangpang.

Sebelum penasaran dan ingin berkunjung ke Geopark Ciletuh, mari kita kendorkan ekspektasi yang ada perihal air terjun di Ciletuh. Air terjun di Ciletuh sama seperti foto di atas, berwarna keruh (cokelat) kebanyakan. Sayangnya ada beberapa foto yang beredar di sosial media tentang curug di Ciletuh yang diedit jauh dari keaslian objeknya. Editing foto yang berlebih selain menghilangkan keaslian objek, bisa bikin seseorang berekspektasi lebih pada objek tersebut. Ya contoh Curug Sodong, Sukabumi yang airnya diedit menjadi biru dan jernih misal yang beberapa waktu lalu saya lihat dari suatu akun tidak resmi Geopark Ciletuh. Ini akan melambungkan sekaligus menghancurkan ekspektasi bagi yang melihatnya. 

Curug di Geopark Ciletuh Sukabumi terkenal dengan warnanya yang kebanyakan keruh (cokelat). Justru keaslian warnanya yang cokelat ini harus dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisatawan yang datang dengan ekspektasi seadanya dan tidak berlebih. Sehingga jika nanti kecewa, kekecewaan itu tidak akan berimbas pada hal lain misal pada objek wisata itu sendiri. Jadi sedikit catatan bagi yang mau ke Geopar Ciletuh jangan lupa pastikan bagaimana Ciletuh dengan segala penampakan alamnya yang ada agar hasrat untuk berkunjung adalah ketulusan untuk berlibur dan menikmati keindahan Ciletuh, dan jangan lupa buat rencana perjalanan sedemikian rupa, agar waktu lebiih efisien. Karena sungguh tidak cukup sehari untuk menjelajahi keindahan Ciletuh yang mempesona.


Salam!

Saturday 21 March 2020

Sebuah Asumsi dan Opini

Menyikapi Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi COVID-19
Ilustrasi Indonesia Lockdown. Sumber: disway.id

Virus lain yang sama membahayakan dengan Corona adalah virus kepanikan. Semakin panik seseorang semakin menurun imunitas tubuhnya. Padahal imunitas tubuh ini yang paling penting dan harus dijaga, sebab seseorang yang sembuh oleh karena virus apapun termasuk Corona, itu dikarenakan imunitas tubuhnya yang berperang melawan virus tersebut. Bahkan semakin menurun imunitas tubuh semakin berpotensi tertular virus apapun. Jadi penting banget jaga imun dengan tidak panik. Jaga jarak memang paling benar. Sayangnya masih banyak manusia tawakal tak berikhtiar atau menganggap Corona sebagai iblis yang harus dilawan dan ditantang atas nama Tuhan, lalu sesumbar "lebih takut Corona dari pada Tuhan? Kalo memang waktunya kena yaudah kena, kalo memang waktunya mati yaudah mati, toh semua di tangan Tuhan". Justru pola pikir seperti ini akan menstimulus diri untuk melanggar pedoman dan himbauan yang sudah dikeluarkan oleh otoritas yang mengatur, dan memperpanjang daftar manusia yang terinfeksi.
Corona adalah virus ciptaan Tuhan yang tujuannya sendiri tidak satupun manusia mengetahui. (Maaf saya kurang sepakat, Corona itu ciptaan manusia) Oke, pun jika Corona ciptaan manusia lalu manusia itu ciptaan siapa? Jagat buana ini juga siapa yang mengatur kalo bukan yang menciptakan manusia. Jika manusia mempercayakan "semua terjadi atas kehendak Tuhan" seharusnya manusia tau pandemik Corona juga atas kehendak Tuhan yang tujuannya sendiri siapa yang tau. Yang jelas di balik semua ini ada hikmah. Apa aja hikmahnya? Bayangkan oleh karena Corona berapa juta polusi yang berkurang, manusia terpaksa mengurung diri di dalam rumah, menghentikan segala bentuk macam aktivitas, entah itu mengendarai kendaraan pribadi, menyalakan mesin pabrik dan membuat cerobongnya mengepulkan asap hitam pekat, memproduksi limbah-limbah dan memperbanyak sampah, segala aktivitas yang memberatkan bumi terhenti dan bumi kembali lebih sehat. Mau bukti? Dilansir dari CNN Indonesia[i], Italia dan Cina mengalami penurunan drastis terkait polusi udara dan adanya peningkatan yang cukup signifikan terkait kualitas udara di kedua negara ketika terjadinya pandemik Corona. Peningkatan kualitas udara di Cina yang signifikan terhitung bulan Januari disampaikan oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa. Sementara di Italia peningkatan udara yang signifkan adalah dampak dari tidak berjalannya mobil diesel. Penurunan polusi udara dan meningkatnya kualitas udara menjadi salah satu hikmah yang baik oleh karena adanya Corona. Adakah hikmah lain? Ada, Tuhan selalu mengupayakan agar manusia bisa berprasangka baik di atas prasangkanya yang buruk dan bias atas terjadinya wabah Corona, contoh jika salah satu ustadz mengatakan Corona adalah tentara Allah untuk melawan Cina yang sudah menzalimi etnis Uighur, lantas mengapa Tuhan menurunkan polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di Cina dan membuat Cina khususnya Wuhan kini sudah berkurang penularan virusnya? Dengan demikian seseorang akan berpikir panjang dan berulang untuk menjustifikasi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini karena adanya sesuatu yang baik di atas sesuatu yang buruk.
Tapi hikmah tersebut akan kita peroleh apabila kita sebagai manusia mau mematuhi peratiran yang ditetapkan dan diterapkan oleh otoritas tertinggi, seperti jaga jarak, di rumah aja selama dua minggu ke depan dan segala aktivitas dilakukan di rumah seperti, bekerja, bersekolah, ibadah, dsb. Sayangnya dalam hal ibadah masih banyak manusia yang ya seperti yang saya sebutkan di atas, merasa bahwa Corona adalah suatu iblis yang harus dilawan atas nama Tuhan, padahal Corona sendiri ciptaan Tuhan yang tujuannya siapa yang tau. Sehingga pada akhirnya hal ini menimbulkan kontradiksi ketika pemerintah sebagai otoritas tertinggi menerapkan kebijakan salah satunya untuk meniadakan shalat Jumat selama beberapa pekan ke depan bagi daerah yang terdampak begitu parah seperti di DKI Jakarta. Saya menemui banyaknya anggapan oleh karena ada Corona seharusnya kita meningkatkan ibadah kita bersama dan bagi yang muslim salah satunya yaitu shalat berjamaah. Sehingga tak jarang masih banyak beberapa masjid yang menyelenggarakan shalat Jumat. Namun, sayangnya aktivitas seperti ini justru bisa meningkatkan potensi penularan virus Corona, oleh sebab itu pemerintah meniadakan shalat berjamaah selama beberapa pekan ke depan. Justru dengan ditiadakan dan kita shalat di rumah akan mempercepat putusnya rantai penularan virus Corona, dibandingkan jika kita masih melakukan aktivitas seperti biasanya dan melawan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan. Karena lebih baik menahan diri sementara waktu agar bisa menjalakan aktivitas seperti biasa untuk seterusnya dibandingkan tidak menahan diri sementara waktu dan tidak bisa menjalan aktivitas seperti biasanya seterusnya. Lagipula pesan yang ditinggalkan oleh Baginda Rasul nabi Muhammad SAW sebelum wafat, adalah agar umatnya senantiasa menegakkan shalat dan tidak meninggalkannya.
Selain itu muncul juga pendapat lain, “Fatwa tentang sholat Jumat dan jamaah libur akan mudah dipahami jika pemerintah telah menerapkan kebijakan Lockdown” – “Kalo pemerintah belum menerapkan kebijakan Lockdown, itu artinya, keadaan belum genting -genting amat” – “Gimana sih pemerintah bukannya nerapin kebijakan lockdown”. Untuk memandang hal ini kita memerlukan kepala yang dingin dan menggunakan pandangan segala sisi kita serta menyampingkan preferensi politik. Mengenai lockdown pada dasarnya sudah diatur dalam UU Kekarantinaan Kesehatan No.6 Tahun 2018. Sebelum kita masuk ke UU tersebut, mari kita pahami dulu pengertian lockdown. Lockdown memiliki arti tindakan darurat atau kondisi di mana orang-orang untuk sementara dicegah memasuki atau meninggalkan area atau bangunan terbatas (seperti sekolah) selama ancaman bahaya[ii]. Sedangkan menurut UU Kekarantinaan Kesehatan No.6 Tahun 2018[iii], pada pasal 1 mengenai ketentuan umum, ayat 1 menyebutkan:
Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat”.
Dengan kata lain pengertian lockdown tidak jauh berbeda dengan pengertian kekerantinaan kesehatan yang diatur dalam UU No.6 Tahun 2018. Mengenai tindakan kekarantinaan kesehatan disebutkan dalam pasal 15 ayat 2 yaitu:
a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi; b. Pembatasan Sosial Berskala Besar; ' c. disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi terhadap Alat Angkut dan Barang; dan/atau d. penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan.
Sementara pengertian mengenai karantina, isolasi dan pembatasan sosial berskalabesar disebutkan dalam pasal 1. Di dalam pasal 1 ayat 6, 7 dan 11. Berdasarkan pasal 1 ayat 6:
Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti kemas, Alat Angkut, atau Barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau Barang di sekitarnya.
Selanjutnya pengertian isolasi berdasarkan pasal 1 ayat 7 ialah:
Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang sehat yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
Dan pengertian pembatasan sosial berskalabesar berdasarkan pasal 1 ayat 11 yaitu:
Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Pengertian lockdown lebih mendekati dengan pengertian karantina wilayah. Pengertian karantina wilayah tidak jauh berbeda dengan pengertian karantina hanya saja cakupannya menjadi luas berdasarkan wilayah. Pengertian karantina wilayah dan pemberlakuannya sendiri juga diatur di dalam pasal 1 dan 53–55 dalam UU №6 Tahun 2018.
Nah berdasarkan apa yang saya jelaskan di atas, pada dasarnya pemerintah telah berupaya melakukan “lockdown” namun disesuaikan dengan UU yang berlaku yaitu UU No.6 Tahun 2018, salah satunya dengan menerapkan kebijakan social distancing (jaga jarak), work from home (kerja dari rumah) buntut dari peliburan kerja, school from home (sekolah dari rumah) buntut dari peliburan sekolah, meniadakan misa, nyepi, dan shalat Jumat berjamaah yang disebutkan pada pasal 36. Upaya pemerintah me-lockdown pun dilakukan secara bertahap, paket penerapan yang saya sebutkan sebelumnya diterapkan lebih awal, lalu disusul dengan penutupan tempat-tempat publik yang berpotensi menimbulkan perkumpulan dalam skala besar dan banyak. Selanjutnya dilakukan disinfeksi, dan kemungkinan kedepannya akan ada kebijakan pembatasan transportasi publik. Jika memang kejadian luar biasa pandemi Corona ini sudah tidak bisa lagi dibendung dan ditangani dengan menerapkan kebijakan-kebijakan sebelumnya, opsi lainnya ialah melakukan karantina wilayah berdasarkan wilayah yang memang terpapar virus Corona. Karantina wilayah sama dengan me-lockdown sepenuhnya. 
Apa yang dilakukan pemerintah pada dasarnya sudah disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku. Begitu juga kebijakan untuk tidak me-lockdown sepenuhnya. Me-lockdown sepenuhnya berarti warga/masyarakat dilarang berpergian dan keluar dari rumah atau wilayah, kecuali untuk beberapa hal yang diizinkan oleh keamanan setempat. Seluruh perkantoran pun ditutup, yang dibiarkan buka hanyalah fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, toko swalayan yang menjual bahan pangan, itupun yang membeli bahan pangan dibatasi pembeliannya serta dihentikannya transportasi publik. Untuk memasuki tahap itu pemerintah wajib memenuhi segala hak dan kebutuhan para warganya salah satunya kebutuhan pangan atau logistik sekaliigus menerapkan regulasi dan pengawasan yang ketat. Di sisi lain, menurut saya pemerintah tidak ingin menggunakan terminologi lockdown karena dikhawatirkan menimbulkan kepanikan berlebih di masayarakat sebab persepsi lockdown sudah terlanjur negatif. Jika timbul rasa panik di lingkungan masyarakat, maka akan timbul permasalahan sosial yang baru, misal panic buying yang berujung pada penjarahan bagi mereka yang tidak mendapat bahan pangan, entah karena memang stok terbatas atau karena sudah diborong oleh mereka yang memiliki uang lebih serta tindakan tindakan kriminal lainnya. Oleh karena itu pemerintah merasa belum siap untuk melakukan lockdown sepenuhnya dikarenakan pertimbangan implikasinya terhadap perekonomian dan keamanan.
Seperti yang sudah terjadi saat ini, kurs mata uang rupiah mengalami penurunan hingga hampir Rp.16.000, sementara IHSG anjlok mencapai 5 persen dan membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada Kamis, 19 Maret 2020[iv]. Implikasi COVID-19 terhadap perekonomian saja menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah Indonesia, bagaimana jika sampai me-lockdown sepenuhnya. Terlebih jika me-lockdown sepenuhnya pemerintah dituntut menyediakan dan mendistribusikan logistik secara merata dan mempeetat keamanan pada masa lockdown. Pemerintah juga dituntut untuk mengakomodir mereka yang homeless atau tidak memiliki rumah dan hidup menggelandang. Setidaknya pemerintah dituntut untuk menyediakan tempat tinggal sementara untuk mereka selama berlangsungnya masa lockdown atau memulangkan mereka ke tempat asal dengan diikuti sekian pertimbangan. Saya tekankan pemberlakuan lockdown sepenuhnya di tangan pemerintah pusat, sehingga jangan heran bila pemerintah daerah yang menerapkan lockdown dibatalkan.
Untuk saat ini penting sekali mematuhi aturan yang pemerintah tetapkan, dan membaca segala situasi serta menyikapinya dengan baik dan bijaksana tanpa mengedepankan preferensi politik. Kiranya lebih baik #dirumahaja selama dua minggu untuk memutus rantai penularan virus Corona dibandingkan berkegiatan seperti biasa tapi berpotensi menularkan atau tertular virus Corona. Sekian.

Sebuah Pencarian, Pembuktian, Asumsi dan Opini


AS-Cina Corona Virus Disease-19

Peta Jalur Sutra Cina. Sumber: google.com
Baru-baru ini saya mendapatkan pesan siaran dari aplikasi pesan dan panggilan yang berisikan mengenai asal muasal COVID-19 dan asal muasal virus pandemi tersebut jatuh pada Amerika Serikat. Saya akan memulai opini atau asumsi saya dari sini: COVID-19 memang dari awal janggal dari segi asal muasal. Kalo memang itu berasal dari hewan kelelawar, seharusnya masyarakat Tomohon lebih awal kena dan terjangkit. Karena tradisi menyantap hewan liar (kelelawar) masyarakat Tomohon tidak lepas dari sejarah, tradisi menyantap dan memperdagangkan hewan liar (bushmeat) sama tua usianya dengan asal-usul manusia modern yang diyakini paleontropolog. Pada 50.000-70.000 tahun sebelum masehi manusia modern tersebut menyebar ke berbagai penjuru dunia dan benua, Asia, Australia, Afrika, dan sebagian tradisi memakan hewan liar tersebut masih dipelihara dan bertahan hingga sekarang. Seperti apa yang dilakukan beberapa suku di Afrika.[i] Dengan hal ini secara logika masyarakat Tomohon dan beberapa suku di Afrika seharusnya berpotensi pertama yang menularkan virus Corona. Namun demikian, menurut artikel scientist magazine[ii], salah satu ahli dari Universitas Georgetown, Daniel Lucey menanggapi informasi terkait sumber awal virus tersebut yang berasal dari pasar tradisional di Wuhan, menurutnya virus Corona datang dan masuk ke pasar tradisional namun sebelumnya datang jauh dari pasar tradisional, dan menurut Wuhan Municipal Health Commission (Komisi Kesehatan Kota Wuhan) tidak ada bukti bahwa virus tersebut penularannya dari manusia ke manusia yang berkaitan dengan pasar tradisional. Oleh karenanya muncul tuduhan bahwa virus Corona berasal dari tentara Amerika Serikat yang mengikuti acara World Military Game di Wuhan pada akhir 2019, hal ini tertuang di dalam artikel global research.ca[iii]
Saya berasumsi dan beropini jika memang virus Corona dibuat oleh Amerika Serikat di laboratorium yang berlokasikan di Maryland, tujuannya adalah barangkali untuk melemahkan pengaruh Cina di berbagai kawasan khususnya kawasan yang dilalui jalur sutra baru Cina. Salah satu kawasan itu ialah Eropa. Untuk gambar petanya bisa dilihat di atas. Kalo dilihat dari data world meter terkait Corona, Eropa memang kawasan yang lumayan tinggi kasus infeksinya terutama Italia dan Jerman dan kebetulan sekali Italia adalah salah satu negara atau pintu Eropa sekaligus pintu jalur sutra dari benua biru ke Afrika. Karena adanya virus ini paling tidak negara yang terdampak virus akan menuntut Cina dan mulai digoyang kerjasama jalur sutranya. Selain memperlemah Cina, barangkali adanya virus ini membuat perekonomian dunia perlahan melemah, karena Cina muncul sebagai negara dengan nilai perdagangan yang cukup tinggi di dunia terlebih dengan adanya virus ini, akan memaksa negara-negara di dunia me­-lockdown atau menutup akses dari dalam dan ke luar negeri terutama akses untuk para turis yang mana Cina di sini sebagai negara penyumbang turis terbesar di dunia[iv], dan apabila ada negara-negara yang krisis perekonomiannya, pastinya terpaksa harus meminjam dana. IMF akan muncul sebagai lembaga pinjaman moneter yang akan menawarkan obat atau resep untuk negara yang berupaya memulihkan perekonomiannya, dengan kata lain AS berupaya menghidupkan kembali IMF plus ideologi kapitalis liberal berdasarkan Washington Consensus. Tapi sayangnya kalo memang bener nih ini buatan AS, Cina justru bisa membalikkan keadaan. Di Eropa dia disambut baik terkait bantuan tenaga medis untuk bersama ngatasin Corona[v]. Bahkan presiden Serbia menyanjung Cina dan bilang "solidaritas Uni Eropa hanya dongeng belaka"[vi]. Di sinilah Cina berhasil memperkuat citranya.

Tapi kalo Cina yang buat, barangkali Cina memang ingin atau sengaja membuat konflik atau virus dan menemukan vaksinnya lalu dipatenkan dan diproduksi massal lalu dijual, ujungnya kebergantungan atau interdependensi terhadap Cina makin meningkat. Hal ini dikarenakan Cina berhasil memukul mundur virus Corona dan berhasil menciptakan vaksinnya dan berencana memproduksi secara massal[vii]. Meskipun masih ada AS, Jerman (terkonfirmasi) yang sudah membuat vaksin tersebut[viii], ilmuwan Israel mengklaim akan memiliki vaksin untuk virus Corona[ix] yang jelas cost/biayanya pasti oleh Cina akan diperhitungkan dan diminimalisir seminimal mungkin. Bahkan bisa saja vaksin virus Corona ini tidak dihargai dan justru sebagai alat diplomasi, dengan kata lain vaksin ini bisa saja menjadi alat barter Cina dengan negara lain. Lalu, ketika imbasnya menyerang ke perekonomian dunia, termasuk Cina, Cina sendiri sudah siap dengan AIIB (Asian Infrastructure and Investment Bank) tandingan IMF yang pinjaman dana bunganya lebih murah.

Tapi kemungkinan lain dan yang terakhir, virus ini sengaja dibuat oleh negara negara maju "AS, Cina, Eropa" mereka bekerjasama untuk meraup untung bersama dari negara negara terdampak khususnya negara berkembang atau negara dunia ketiga. Untungnya itu bisa berupa vaksin dan bantuan yang sifatnya mengikat dan harus kayak barter gitu, gue punya ini, lu punya apa.
Ya kurang lebih begitulah asumsi dan opini saya. Intinya Indonesia dan negara lain berada di bawah atau di tengah dua negara besar yang saat ini sedang saling menyalahkan satu sama lain. Semoga virus ini cepet berlalu. Jaga kesehatan semua. Semoga pemerintah kita bisa ngatasinnya. Jangan bergantung sama mereka juga, perkuat daya tahan tubuh. Soal pemerintah belum mau lockdown seluruhnya, pertimbangannya banyak banget, lockdown juga menuntut pemerintah buat menyiapkan kebutuhan warganya terutama logistik. Salah salah kalau tidak ada yang merata, bisa pecah, terus ya kudu dikontrol juga nih yang punya doku lebih supaya jangan borong kabeh. Apa yang dilakukan oleh pemerintah kita sudah baik, dengan menerapkan social distancing (jaga jarak), work from home, school from home. Tinggal kitanya mau mematuhi atau tidak mematuhi karena berdiam diri atau mengisolasikan diri di dalam rumah selama dua minggu saja dapat memutus rantai penularan virus Corona ini. Sekian.




Trip ke Pulau Kunti, Ciletuh Sukabumi

 "Wohooo" Begitulah reaksi kami ketika menumpangi kapal nelayan milik mas Bewok menyusuri keindahan laut teluk Ciletuh menuju Pula...