Friday 26 April 2019

Eco-Friendly Products


STAINLESS STEEL STRAWS AS AN ECO-FRIENDLY PRODUCTS? JANGAN BURU-BURU
Oleh : Abdurrachman

            Sedotan stainless steel sebagai produk ramah lingkungan? Tunggu dulu, jangan buru-buru. Kemunculan sedotan stainless steel sebagai alternatif dan eco friendly products bagi mereka yang sulit meninggalkan kebiasaan minum dengan sedotan plastik memang sudah ada semenjak kampanye anti sedotan plastik bergaung. Penilaian terhadap sedotan stainless steel sebagai salah satu yang ramah lingkungan tidak lepas dari dampak buruk yang diciptakan dari penggunaan sedotan plastik. Namun apakah sedotan stainless steel benar benar produk ramah lingkungan (eco friendly products)?
Berdasarkan all-recycling-facts.com, pengertian dari eco friendly products adalah produk yang tidak membahayakan lingkungan baik dalam produksi, penggunaan atau pembuangannya. Dengan kata lain, produk-produk ini membantu melestarikan lingkungan dengan secara signifikan mengurangi polusi yang bisa mereka hasilkan. Secara pengertian dari eco friendly products, sedotan stainless steel masuk ke dalam produk ramah lingkun gan dilihat dari penggunaan dan pembuangannya. Dari sisi penggunaan sedotan stainless steel bersifat reusable dan bukan single use seperti sedotan plastik, sifat ini mencegah adanya pembuangan yang akhirnya menjadikannya sampah seperti apa yang diakibatkan dari penggunaan sedotan plastik. Namun demikian, bagaimana dengan aspek produksi? Apakah produksi tersebut hanya sebatas memproduksi tanpa mencederai lingkungan atau sampai pada bagaimana suatu industri memperoleh bahan baku tersebut?
Sedotan stainless steel yang beredar di Indonesia mayoritas diimpor dari China, meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat sedotan stainless steel yang diproduksi oleh produsen lokal. Terlepas dari itu semua, China menjadi negara yang memproduksi emisi karbon terbesar di dunia. hal ini tidak lepas dari sektor industri manufaktur yang menjadi lumbung perekonomian negara. Salah satu industri yang menjadi penyumbang emisi terbesar ialah industri logam berat seperti besi maupun baja, dan stainless steel termasuk komoditi di dalamnya. Dongguan Yubiao Hardware Co menjadi salah satu manufaktur yang memproduksi sedotan stainless steel yang berlokasi di kota Dongguan provinsi Guangdong. Provinsi Guangdong merupakan salah satu provinsi yang dipenuhi dengan industri manufaktur, dan kota Dongguan menjadi salah satu pusat dari industri manufaktur tersebut.
Dilansir dari The Guardian, kota Dongguan tengah mengalami permasalahan serius, permasalahan ini meliputi pencemaran udara dimana kandungan karsinogenik di udara yang tinggi sebagai buntut dari banyaknya industri manufaktur yang berdiri. Asap dari industri manufaktur yang pekat dan membubung menjadi salah satu faktor betapa buruknya kualitas udara di China khususnya di Dongguan, terlepas dari faktor lain seperti kendaraan bermotor. Bahkan di tahun 2018, Earth Observatory NASA merilis sebuah gambar yang menunjukkan wilayah Pearl River Delta (wilayah yang juga pernah menjadi tempat pembuangan limbah cair maupun padat industri) terselubungi oleh polusi udara. Kualitas udara yang buruk di provinsi Guangdong tidak lepas dari aktivitas perekonomian kota-kota besar seperti Guangzhou, Dongguan, Shenzen yang notabenenya digerakkan oleh ragam industri. Maka dari itu, produksi stainless steel sendiri sekiranya sampai saat ini masih melahirkan dampak buruk bagi lingkungan.
Sedangkan jika dipandang dari sisi produksi sampai pada bagaimana bahan baku tersebut diperoleh, apabila dilihat dari materialnya, sedotan stainless steel terbuat dari bahan baku utama bijih besi yang mana bijih besi itu sendiri didapatkan melalui pertambangan. Sedotan stainless steel yang beredar di Indonesia banyak diproduksi di China sedang bahan bakunya sendiri yaitu bijih besi, salah duanya diperoleh dari Indonesia dan Australia.
Di Indonesia, tambang bijih besi tersebar dari barat sampai ke timur. Namun sangat disayangkan, bijih besi yang digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan sedotan stainless steel diperoleh dari tambang yang notabenenya tidak ramah terhadap lingkungan. Salah satunya tambang bijih besi yang terletak di pulau Sebuku, Kalimantan. Berdasaran portal berita daring, kagiatan tambang bijih besi yang dilakukan oleh perusahaan tambang di pulau Sebuku, Kalimantan menimbulkan dampak yang cukup mengerikan, pulau Sebuku terancam tenggelam dengan indikasi terjadinya interupsi air laut ke daratan akibat dari eksploitasi tambang yang telah dilakukan. Selain itu dampak buruk dari penambangan bijih besi juga dirasakan oleh warga desa le Mirah, kecamatan Babahrot, kabupaten Aceh Barat Daya, mereka mengeluh karena air yang biasa dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari, saat ini kondisinya keruh dan berbau semenjak berdirinya perusahaan pertambangan yang mengeksploitasi bijih besi di wilayah mereka.
Selain Indonesia, Australia juga menjadi negara eksportir bijih besi terbesar untuk China dibandingkan yang lainnya. Menurut Ecomagazine tambang bijih besi di Australia Barat beresiko menyebabkan ekosistem di kawasan tersebut merapuh, hal ini dikarenakan kerusakan tanah yang luas yang berdampak pada hewan-hewan sekitar, bahkan 92% wilayah ini merupakan titik panas. Lubang bekas galian pun menjadi permasalahan lainnya, dimana lubang tersebut menyimpan bahaya mulai dari polusi saluran air hingga potensi keruntuhan. Di lain hal, proses distribusi bijih besi melalui kapal tongkang bukan tidak mungkin dapat berdampak buruk terhadap laut yang dilalui. Jangkar yang diturunkan dari kapal ketika berlabuh maupun berhenti sejenak tidak jarang dapat merusak terumbu karang. Dampak konkret yang negatif dari tambang bijih besi yang notabenenya sebagai bahan baku utama pembuatan sedotan stainless steel, seakan mengaburkan penilaian terhadap sedotan stainless steel sebagai produk yang ramah lingkungan bila ditinjau dari aspek produksi yang juga sampai meliputi dari mana bahan baku industri tersebut diperoleh maupun hanya sampai pada bagaimana sedotan stainless steel tersebut diproduksi.
Dengan demikian, tidakkah terlalu naif dan terburu-buru bila sedotan stainless steel dinilai sebagai produk ramah lingkungan tanpa mengetahui makna produk ramah lingkungan itu sendiri dan memahami bagaimana sebuah produk dapat dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi tiga aspek dari penggunaan, pembuangan sampai produksi? Meskipun begitu, dewasa ini, negara-negara tersebut tengah berusaha menyeimbangkan ekosistem yang seringkali menjadi korban dari ambisius roda perekonomian, dan kita sebagaimana manusia yang telah membaca tulisan ini, sekiranya bisa memosisikan diri dan bersikap lebih arif dalam menyikapi sebuah fenomena. Lantas kembali dipertanyakan, apakah sedotan stainless steel (bukan) produk ramah lingkungan?

Sumber           :

           



Trip ke Pulau Kunti, Ciletuh Sukabumi

 "Wohooo" Begitulah reaksi kami ketika menumpangi kapal nelayan milik mas Bewok menyusuri keindahan laut teluk Ciletuh menuju Pula...