Wednesday 27 January 2021

Trip ke Pulau Kunti, Ciletuh Sukabumi

 "Wohooo"

Begitulah reaksi kami ketika menumpangi kapal nelayan milik mas Bewok menyusuri keindahan laut teluk Ciletuh menuju Pulau Kunti. Keindahan laut teluk Ciletuh membuat siapa saja berdecak heran sekaligus kagum, pasalnya terdapat perbedaan warna perairan teluk Ciletuh. Saya menyebutnya sebagai segmentasi perairan dan pada foto di bawah ini adalah segmentasi akhir dari perairan Ciletuh, air yang berwarna biru kehijauan yang menjadi bagian dari samudera Hindia seakan menyegarkan mata yang terlampau sumuk setelah melewati perairan keruh teluk Ciletuh. 

Dok. Pribadi Perairan Teluk Ciletuh


Ketika menumpangi kapal, jangan lupa kenakan pelampung sebagai pengaman dan hindari duduk di tengah perahu. Kenapa? Karena duduk di tengah akan membuatmu basah sekujur tubuh karena hempasan air laut yang terpental selepas dihajar badan kapal. Kurang lebih limabelas menit saya menikmati asinnya air laut yang menerpa wajah, akhirnya kami tiba di Pulau Kunti. Pasirnya yang putih terlihat kontras bila dibandingkan dengan pasir Pantai Palangpang. Tidak jauh dari bibir pantai, terdapat warung tenda yang berdiri menyediakan beragam minuman makanan seperti air mineral kemasan, mie instan cup, buras, kelapa, dsb. Di Pulau Kunti kalian bisa berenang, bermain pasir, berkeliling menyusuri Pulau Kunti atau berswafoto. Ya aktivitas lainnya yang biasa dilakukan oleh para turis. Sedang saya sendiri lebih memilih berkeliling menyusuri bibir pantai, mengabadikan kepiting pasir yang warna tubuhnya menjadi satu dengan warna pasir pantai.


Dok. Pribadi Kapal Berlabuh di Pantai Pulau Kunti


Dok. Pribadi Kepiting Pasir


Pulau dengan pasir putih yang membentang membuat saya penasaran dengan apa yang ada di Pulau Kunti. Saya memutuskan berjalan ke timur lebih dulu. Di sebelah timur saya menjumpai pemandangan bebatuan karang menjorok ke laut menyerupai sebuah panggung. Selain itu, terdapat genangan air memanjang meyerupai sungai yang kering. Saya menelusurinya, hingga masuk ke dalam hutan yang pasirnya menyerupai tanah liat basah. 

Dok. Pribadi Bebatuan Karang Menjorok ke Laut

Dok. Pribadi Sungai Mengering


Beberapa puluh meter dari sungai mengering ini, saya menemukan kehidupan lain di bebatuan karang yang membentuk kolam akibat pengikisan dari air laut. Kehidupan biota laut pada karang tersebut terbentuk dikarenakan air laut yang besar membawa para biota hingga akhirnya terjebak di batuan karang yang telah terkikis dan membentuk kolam. 



Mereka bisa saja kembali ke laut, bila ombak yang mendatangkannya memulangkannya dengan gelombang yang lebih besar. Selepas merekamnya, saya berjalan menuju barat, mencari kitab suci, bercanda. Ketika menyusuri pesisir pantai di sebelah barat, laut di sebelah kanan menghampar bak permadani biru dengan perahu mainan dan rumah-rumahan yang berserakan. Sementara sepasang mata saya adalah vakum cleaner yang lahap menyapu segalanya hingga tersedot dan masuk ke dalam ingatan. Sedang di ujung mata memandang, nampak sebuah pulau yang ditumbuhi semak-semak. Hal ini membuat saya penasaran dan bergegas untuk mendekatinya. Tak sampai ratusan meter jaraknya, pulau tersebut lebih jelas penampakannya. 

                                                                  
Dok. Pribadi Bebatuan Karang Hitam Ditumbuhi Pepohonan


Bebatuan karang hitam tersebut nampak mempesona tatakala air yang surut dan sinar matahari menjilati permukaannya. Lain waktu saat air pasang mungkin tidak akan seindah itu. Saya mengabadikan banyak momen di sana, di sekitar bebatuan juga ditemukan pecahan karang dan bangkai kepiting. Lama menikmati suasana di sana hingga tak terasa matahari kian lama kian tergelincir ke barat. Dan waktu berpisah dengan pulau Kunti telah tiba.










No comments:

Post a Comment

Trip ke Pulau Kunti, Ciletuh Sukabumi

 "Wohooo" Begitulah reaksi kami ketika menumpangi kapal nelayan milik mas Bewok menyusuri keindahan laut teluk Ciletuh menuju Pula...