AS-Cina Corona Virus Disease-19
Peta Jalur Sutra Cina. Sumber: google.com |
Baru-baru ini saya mendapatkan pesan siaran dari
aplikasi pesan dan panggilan yang berisikan mengenai asal muasal COVID-19 dan
asal muasal virus pandemi tersebut jatuh pada Amerika Serikat. Saya akan
memulai opini atau asumsi saya dari sini: COVID-19 memang dari awal janggal
dari segi asal muasal. Kalo memang itu berasal dari hewan kelelawar, seharusnya
masyarakat Tomohon lebih awal kena dan terjangkit. Karena tradisi menyantap
hewan liar (kelelawar) masyarakat Tomohon tidak lepas dari sejarah, tradisi
menyantap dan memperdagangkan hewan liar (bushmeat) sama tua
usianya dengan asal-usul manusia modern yang diyakini paleontropolog. Pada
50.000-70.000 tahun sebelum masehi manusia modern tersebut menyebar ke berbagai
penjuru dunia dan benua, Asia, Australia, Afrika, dan sebagian tradisi memakan
hewan liar tersebut masih dipelihara dan bertahan hingga sekarang. Seperti apa
yang dilakukan beberapa suku di Afrika.[i] Dengan hal ini secara logika masyarakat Tomohon dan
beberapa suku di Afrika seharusnya berpotensi pertama yang menularkan virus Corona.
Namun demikian, menurut artikel scientist
magazine[ii], salah satu ahli dari
Universitas Georgetown, Daniel Lucey menanggapi informasi terkait sumber awal
virus tersebut yang berasal dari pasar tradisional di Wuhan, menurutnya virus
Corona datang dan masuk ke pasar tradisional namun sebelumnya datang jauh dari
pasar tradisional, dan menurut Wuhan Municipal
Health Commission (Komisi Kesehatan Kota Wuhan) tidak ada bukti
bahwa virus tersebut penularannya dari manusia ke manusia yang berkaitan dengan
pasar tradisional. Oleh karenanya muncul tuduhan bahwa virus Corona berasal
dari tentara Amerika Serikat yang mengikuti acara World Military Game di Wuhan
pada akhir 2019, hal ini tertuang di dalam artikel global research.ca[iii]
Saya berasumsi dan beropini jika memang virus Corona
dibuat oleh Amerika Serikat di laboratorium yang berlokasikan di Maryland,
tujuannya adalah barangkali untuk melemahkan pengaruh Cina di berbagai kawasan
khususnya kawasan yang dilalui jalur sutra baru Cina. Salah satu kawasan itu
ialah Eropa. Untuk gambar petanya bisa dilihat di atas. Kalo dilihat dari data world meter terkait Corona, Eropa memang kawasan yang
lumayan tinggi kasus infeksinya terutama Italia dan Jerman dan kebetulan sekali
Italia adalah salah satu negara atau pintu Eropa sekaligus pintu jalur sutra
dari benua biru ke Afrika. Karena adanya virus ini paling tidak negara yang
terdampak virus akan menuntut Cina dan mulai digoyang kerjasama jalur sutranya.
Selain memperlemah Cina, barangkali adanya virus ini membuat perekonomian dunia
perlahan melemah, karena Cina muncul sebagai negara dengan nilai perdagangan
yang cukup tinggi di dunia terlebih dengan adanya virus ini, akan memaksa
negara-negara di dunia me-lockdown atau
menutup akses dari dalam dan ke luar negeri terutama akses untuk para turis
yang mana Cina di sini sebagai negara penyumbang turis terbesar di dunia[iv],
dan apabila ada negara-negara yang krisis perekonomiannya, pastinya terpaksa
harus meminjam dana. IMF akan muncul sebagai lembaga pinjaman moneter yang akan
menawarkan obat atau resep untuk negara yang berupaya memulihkan
perekonomiannya, dengan kata lain AS berupaya menghidupkan kembali IMF plus
ideologi kapitalis liberal berdasarkan Washington Consensus. Tapi sayangnya
kalo memang bener nih ini buatan AS, Cina justru bisa membalikkan keadaan. Di
Eropa dia disambut baik terkait bantuan tenaga medis untuk bersama ngatasin
Corona[v].
Bahkan presiden Serbia menyanjung Cina dan bilang "solidaritas Uni Eropa
hanya dongeng belaka"[vi].
Di sinilah Cina berhasil memperkuat citranya.
Tapi kalo Cina yang buat, barangkali Cina memang
ingin atau sengaja membuat konflik atau virus dan menemukan vaksinnya lalu
dipatenkan dan diproduksi massal lalu dijual, ujungnya kebergantungan atau
interdependensi terhadap Cina makin meningkat. Hal ini dikarenakan Cina
berhasil memukul mundur virus Corona dan berhasil menciptakan vaksinnya dan
berencana memproduksi secara massal[vii].
Meskipun masih ada AS, Jerman (terkonfirmasi) yang sudah membuat vaksin
tersebut[viii],
ilmuwan Israel mengklaim akan memiliki vaksin untuk virus Corona[ix] yang
jelas cost/biayanya pasti oleh Cina akan diperhitungkan dan diminimalisir
seminimal mungkin. Bahkan bisa saja vaksin virus Corona ini tidak dihargai dan
justru sebagai alat diplomasi, dengan kata lain vaksin ini bisa saja menjadi
alat barter Cina dengan negara lain. Lalu, ketika imbasnya menyerang ke
perekonomian dunia, termasuk Cina, Cina sendiri sudah siap dengan AIIB (Asian Infrastructure and Investment Bank)
tandingan IMF yang pinjaman dana bunganya lebih murah.
Tapi kemungkinan lain dan yang terakhir, virus ini
sengaja dibuat oleh negara negara maju "AS, Cina, Eropa" mereka
bekerjasama untuk meraup untung bersama dari negara negara terdampak khususnya
negara berkembang atau negara dunia ketiga. Untungnya itu bisa berupa vaksin
dan bantuan yang sifatnya mengikat dan harus kayak barter gitu, gue punya ini,
lu punya apa.
Ya kurang lebih begitulah asumsi dan opini saya.
Intinya Indonesia dan negara lain berada di bawah atau di tengah dua negara
besar yang saat ini sedang saling menyalahkan satu sama lain. Semoga virus ini
cepet berlalu. Jaga kesehatan semua. Semoga pemerintah kita bisa ngatasinnya.
Jangan bergantung sama mereka juga, perkuat daya tahan tubuh. Soal pemerintah
belum mau lockdown seluruhnya, pertimbangannya banyak banget, lockdown juga menuntut pemerintah buat
menyiapkan kebutuhan warganya terutama logistik. Salah salah kalau tidak ada yang
merata, bisa pecah, terus ya kudu dikontrol juga nih yang punya doku lebih
supaya jangan borong kabeh. Apa yang dilakukan oleh pemerintah kita sudah baik,
dengan menerapkan social distancing (jaga
jarak), work from home, school from home.
Tinggal kitanya mau mematuhi atau tidak mematuhi karena berdiam diri atau
mengisolasikan diri di dalam rumah selama dua minggu saja dapat memutus rantai
penularan virus Corona ini. Sekian.
No comments:
Post a Comment